Kamis, 19 November 2015
Kisah ini sangat perih dan berjuang melawan hidup. Menerima
cemoohan dari orang – orang dikucilkan dari keluarga dan dijauhin oleh teman –
teman. Dan akhirnya mereka yang mencemoohkan ku tersadar akan ulahnya mereka
sendiri, dan aku tanpa cemoohan mereka aku takan bisa menjadi seperti sekarang.
Disinilah aku memulai hidup dengan dilahirkan dari Rahim ibuku
yang sangat mulai dan penuh perjuangan aku tumbuh berkembang sehat tanpa ada
yang cacat sedikit pun , ibuku sangat senang melihat aku lahir ke dunia dengan
selamat dan sempurna. Semua keluarga dari pihak ibu dan bapak menyambutku
dengan rasa penuh kegembiraan karena mempunyai cucu dan saudara perempuan satu
satunya. Ya aku dilahirkan sebagai perempuan, yang berparas cantik juga putih.
Ibu ku memberikan nama kepada ku Dinda Ayu Pramesti, itu nama yang indah dan
nama bukan sekedar nama ibu memberikan nama kepada ku. Ibu sangat menyayangiku
dan memperlakukanku seperti bidadari kecilnya yang sangat dia sayangi, ibu
mengurusiku sampai aku tubuh dewasa seperti ini. Ibu selalu menasehatiku ketika
aku sedang rewel dan meminta Sesuatu yang aku inginkan sekali, namun dengan
perkataan nasihat ibu yang halus aku selalu luluh dan mendengarkan nasihatnya,
sampai akhirnya aku mengerti mengapa ibu sangatlah bawel kepadaku. Itu tanda
rasa sayang kepada anaknya yang sangat dia sayangi agar tak terjadi apa – apa
dengan bidadari kecilnya kelak. Semakin hari aku semakin tumbuh dan sangat
pintar bila diajak bicara oleh ibu dan keluargaku yang lainnya , mereka sangat
senang mengajak aku bermain dan menaggapi ku sewaktu kecil. Dan selalu
menggendongku kesana kemari dengan rasa senang dan bahagia.
Aku makin tumbuh menjadi anak yang
baik dan berbakti kepada
orang tua ku terutama ibuku yang sangat aku sayangi, usia ku mulai menginjak
umur 5 tahun dimana aku masuk dalam lingkungan sekolah taman kanak kanak,
sekolahku tak jauh dari rumahku hanya beberpa meter saja dari rumah dan itu
bisa ditempuh oleh jalan kaki. Setiap pagi ibu selalu memandikan ku memakaikan
baju, sampai menyisirkan rambut ikal ku dan mengikatnya dengan jepitan jepitan
lucu, tak lupa ibu memberiku sarapan dan juga bekel. Setiap pagi ibu
mengantarkan ku ke sekolah menunggu ku sampai pulang sekolah tiba tak heran bila
sekarang aku sangat sayang dengan ibu dan selalu dekat dengan ibu. Waktu terus
berjalan aku tak diantar sekolah lagi karena ibu sangat sibuk dengan
pekerjaannya sebagai buruh pabrik, sampai sampai ibu bangun pagi pulang larut
malam aku pun jarang untuk bertemu ibu semenjak ibu bekerja buruh pabrik. Hari
hari aku terus jalani dan aku nikmati hidup ini, aku berangkat ke sekolah pun
tak diantar oleh ibu aku terus jalani ini semua.
Diumurku yang beranjak 7 tahun memasuki lingkungan dan
sekolah dasar mengharuskan aku pindah rumah karena masalah keluarga, pertama
aku mengenal lingkunga baru dirumah ku itu heran tapi sudah lama kelamaan itu
terbiasa karena daerah yang aku tempat itnggali daerah dimana ibu dari ibuku.
Aku menghabiskan sampai umur 9 tahun, sejak memasuki kelas lima aku pindah
rumah dan harus belajar mandiri disitulah aku mengerti tentang keras hidup.
Mulai dari berangkat sekolah jalan kaki dan naik angkot sampai pulang pun
begitu, usia segitu aku harus memulai hidup mandiri. Sampai akhirnya aku menginjak
sekolah menengah pertama rumah ku masih disitu, hamir 5 tahun aku menghabiskan
waktu ku di daerah yang sangat terpencil itu, melihat kanan kiri sawah dan
jalanan yang gelap tak kelap aku sering merasa takut dikala malam hari.
Lingkungan disana pun berbeda dengan lingkungan lainnya karena lingkungan yang
jauh dari perkotaan dan jauh dari mana – mana, membuat semua anggota keluarga
tak betah untuk tinggal di daerah tersebut. Sampai – sampai rumah sering kali
ditinggal dan jarang sekali untuk dihuni karena lingkungan dan tetangga yang
sangatlah judes. Lambat laun ayah ku berniat untuk mengontrakan rumah itu dan
aku pindah ke tempat aku dilahirkan dimana kehidupan itu dimulai. Semenjak
rumah itu dikontrakan kepada orang lain rumah itu seperti tak terurus karena ketidakbersihan
pengontrak itu, sampai akhirnya ibu dan ayahku mengambil keputusan untuk
menjual rumah tersebut. Dan ternyata benar saja rumah itu terjual dan aku
sekeluarga harus tinggal ditempat yang dulu pertama kami tinggal.
Dari sinilah masalah muncul dan cobaan berdatangan entah
kenapa kami sekeluarga seperti berada ditengah tengah orang yang sangat baik
didepan tapi di belakang sangat kejam!!!. Kedatangan aku dan keluarga memang
disambut hangat oleh keluarga dari ayahku, mereka memperlakukan ku selayaknya
saudara, tapi kenapa lambat laun mereka seperti meracuni dan menusuk keluarga
ku dari belakang sampai sampai adu mulut selau aku dengar, bosan aku mendengar
dan melihat pertengkaraan yang mereka lakukan. Memang dirumah ini sangatlah
bebas untuk pulang kerumah kapan saja, tapi mulut mulut yang iseng dan sangat
risi membuat aku geram juga tak tahan untuk pindah dan minggat dari rumah itu.
Dirumah ini aku menghabiskan waktu sekitar 6 tahun lamanya,
Setelah lulus dari
sekolah menengah kejuruan, aku langsung melanjutkan untuk bekerja pada sebuah
restoran belanda yang letaknya tak jauh dari rumah dan hanya beberapa meter
saja ditempuh denga berjalan kaki. Aku menjalani perkerjaan sebagai waitress
dengan polos anak perempuan yang baru saja lulus sekolah dan langsung mencari
kerja untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Itu semua ku jalani untuk keluarga ku
tercinta terutama ibuku. Aku bekerja dari pagi hingga larut malam tiba bersyukur
uang yang ku dapatkan selalu ada dan lebih juga cukup untuk jajan adik adik ku.
Hal yang paling aku senang ketika menerima upah, aku tak lupa untuk mengajak
kedua adik ku berjalan-jalan sesekali makan diluar, tak lupa juga kebutuhan
adikku yang bungsu aku yang tanggung. Aku bekerja pada restoran tersebut kurang
lebih 3 tahun. Kemudian aku memutuskan untuk keluar dari pekerjaan tersebut
karena ayah ku jatuh sakit dan harus dirawat dirumah sakit, aku sangat sedih
melihat ayahku terbaring lemah dan pucat. Selama aku keluar dari pekerjaan ku,
aku mengurus adik adikku dan mengurus ayahku. Aku jalani ini semua sampai
akhirnya aku harus menaggung sakit karena seorang yang begitu jahatnya
mengkhianati ku dan keluarga ku. Meniggalkan ku membuat keluarga ku kecewa
karena ulahnya, ibuku harus menahan sakit menaruh dendam kepada orang itu,
sampai ayahku membenci dia dan aku terpuruk. Beberapa minggu aku harus
merasakan sakitnya dan hati ini harus menahan perihnya kehidupan ini, ibu yang
begitu tegar selalu membuat aku merasa tegar tapi aku tauh didalam hati ibu
sakit dan perih karena anak nya diperlakukan seperti itu. Keluarga yang sudah
mempercayainya dengan penuh tapi itu semua dibalas dengan sakit hati dan perih.
Ibu ku dan tanteku selau menguatkan ku agar tidak jatuh
dilubang yang sama dan harus bangkit dari keterpurukan ini, sampai akhirnya pun
aku harus merelakan orang yang selama ini aku sayang dan penuh kepercayaan
diambil oleh orang lain, yang sudah menguasai hatinya terlebih dahulu. Aku
selau berdo’a semoga ini pilihan jalan terbaikku untuk aku jalani dan aku
selalu berharap ada seseorang yang menerima keadaanku seperti ini. Aku terus
jalani ini semua perlahan aku bangkit dan terus bangkit untuk menjalani hidup
yang lebih baik lagi, aku selau berdo’a agar aku dikuatkan untuk ini dan bisa
bangkit dari keterpurukan ini, aku selalu melihat ibu yang begitu lesu dan
mimic muka yang penuh dengan kekecewaan, tapi itu semua disembunyikaan dari ku
agar aku tak terpuruk dari masalah ini.
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar